KH Abdul Kholiq Hasyim Sang Pendekar Dari Tebuireng

KH Abdul Kholiq Hasyim lahir pada tahun 1916 di Tebuireng, beliau adalah adalah putra dari pasangan KH Hasyim Asy’ari dengan Ibu Nyai nafiqoh. Beliau merupakan Putra yang keenam, beliau lebih akrab dengan sebutan Kyai Kholiq.

Nama Abdul Kholiq Hasyim adalah nama kedua, karena nama pertama beliau ketika waktu masih balita adalah Abdul Hafidz. Kemudian nama tersebut diganti dengan nama Abdul Kholik Hasyim.

KH Abdul Kholiq Hasyim Sang Pendekar Dari Tebuireng
KH Abdul Kholiq Hasyim waktu di Undang di Istana Negara

KH Kholiq Hasyim merupakam pengasuh pondok Pesantren Tebuireng kelima menggantikan kakaknya, KH Karim Hasyim. Amanah memegang tampuk kepemimpinan Pondok pesantren Tebuireng ini beliau emban setelah kepulanggannya dari Makkah untuk yang kedua kalinya.

KH Kholiq Hasyim memang terkenal sebagai sosok seorang Kyai yang sakti mandraguna. Selain itu sikap disiplin yang tinggi yang ada beliau menjadi karakter dalam kesehariannya, sehingga hal ini menjadikannya beliau orang yang sangat di segani, baik kawan maupun lawan.

Karomah KH Kholiq Hasyim

Keistimewaan dan kelebihan (kalau boleh di sebut karomah) yang ada pada diri KH Kholiq Hasyim sudah tampak ketika beliau masih kecil. Salah satu ceritanya adalah ketika ada tamu ke Tebuireng datang membawa mobil, Gus Kholiq kecil yang masih dalam dunia anak-anak bermain di sekitar mobil, dalam dunia mainannya Gus Kholiq kecil menekan ringan dengan jarinya bodi mobil tersebut. Anehnya, setiap pencetan yang mengenai bodi mobil tersebut seketika itu penyok, padahal mobil terbuat dari besi baja.

Pada suatu hari, Pernah hadrotus syekh Hasyim Asy’ari menghukum Gus Kholiq kecil karena kenakalannya. Akhirnya Gus Kholiq kecil diikat di sebuah pohon sawo dan diberi rangrang (semut merah). Hukuman ini di lakukan agar Gus Kholiq kecil tidak mengulangi kenakalannya. Namun anehnya, semut-semut itu hanya melewati tubuh gus Kholiq kecil saja dan tidak menggigit tubuhnya sama sekali.

Konon, menurut penuturan para santri yang masih menjumpai beliau, Kiai Kholiq ketika membutuhkan buah kelapa, beliau tanpa susah payah memanjatnya. Cukup menggerakkan jari tangannya, buah kelapa sudah berjatuhan.

Sering sekali kyai Kholiq melakukan bepergian dengan membawa mobil yang di supirinya sendiri. ketika beliau terkantuk “ngantuk” di tengah perjalanan, beliau tetap menyupir mobilnya dalam keadaan tertidur, sampai ke Tebuireng. Begitu tiba di Tebuireng, beliau langsung terjaga sambil berucap “alhamdulillah”

Pendekar Pilih Tanding

Tentang ilmu kekebalan tubuh dari senjata tajam, Kiai Kholik sangat terkenal dengan ilmu yang satu ini. Ketika terjadi peristiwa pemberontakan G30S PKI, Kiai Kholik memberikan amalan untuk para santri dan para masyarakat agar mereka memiliki ilmu kebal dari segala macam senjata. Tujuannya adalah agar para santri dan masyarakat selamat dari kejahatan G30S PKI.

Pernah pula pada masa penjajahan Jepang, Kiai Kholik di tahan oleh para tentara Jepang dengan alasan yang tak jelas. Akhirnya beliau di jatuhi hukuman mati. Hal tersebut membuat Keluarga dan santri Tebuireng merasa cemas atas keputusan tersebut.

Pada detik-detik akhir menjelang eksekusi, Kiai Kholik meminta waktu kepada eksekutor untuk melaksanakan salat dua rakaat. Seusai salat, Kiai Kholik menengadahkan tangan ke atas seraya berdoa kepada Allah. Aneh bin ajaib, setelah selesai menunaikan salat dan berdoa, langsung datang surat keputusan dari pihak atasan tentara Jepang yang menyatakan bahwa Kiai Kholik tidak bersalah dan tidak jadi di hukum mati, sehingga akhirnya beliau di bebaskan.

Perbedaan dengan Sang Putra

Kejadian aneh lainnya adalah Pada suatu hari, KH Kholiq Hasyim mengajak putranya kepergian ke salah satu daerah, Kemudian KH Kholiq Hasyim mengajak putranya untuk salat berjamaah. Ternyata ada perbedaan pendapat mengenai letak posisi kiblat di antara keduanya. Setelah meyakinkan putranya, beliau mendirikan salat berjamaah.

Namun Anehnya, keduanya shalat saling membelakangi: Kiai Kholiq menghadap kiblat yang di yakininya, sedangkan Gus Hakam menghadap kiblat yang di yakininya pula. Akhirnya mereka berdua saling ungkur-ungkuran (saling membelakangi).

Setelah salam, Kiai Kholik terkejut melihat putranya sholat dengan membelakangi dirinya (sholat membelakangi kiblat). Akhirnya terjadi perdebatan antara bapak dan anak. Gus Hakam tetap ngotot dan yakin bahwa arah kiblat adalah arah di mana dirinya menghadap.

Karena tak ingin terjadi perdebatan, Kyai Kholik langsung melakukan salat dua rakaat dan memanjatkan doa. Lalu, beliau menyuruh Gus Hakam untuk mengulangi salatnya ke arah di mana Sang Ayah menghadap.

Tatkala Gus Hakam baru saja melakukan Takbiratul ihram menghadap ke arah yang diperintahkan oleh Kyai Kholiq, beliau langsung melihat Ka’bah tepat berada di depannya. Akhirnya, Gus Hakam mengakui kesalahannya dan mengakui bahwa arah kiblat yang di yakini dan di perintahkan (di sampaikan) ayahnya adalah yang benar.

Keramat Namun tawaddu’

Kyai Kholik sangat di segani oleh kawan maupun lawan, beliau sering di datangi oleh banyak tamu. Hampir setiap hari tamu-tamu berdatangan dari berbagai pelosok daerah. Mereka datang ke Tebuireng dengan membawa segala macam persoalan yang menimpanya, ada yang hanya ngalap berkah, tanya masalah hukum Islam, meminta doa, meminta saran, meminta syarat-syarat untuk kesembuhan dan lain sebagainya.

Masyarakat sangat percaya bahwa Kyai Kholiq mewarisi berbagai ilmu dan kekaromahan dari Abahnya, yaitu hadrotus syekh Hasyim Asy’ari. sehingga dengan Karomah yang di dapatnya, beliau bisa melakukan keajaiban-keajaiban (khoriqul adah) tertentu.

Dalam karirnya, Kyai Kholik merupakan seorang tentara militer, bahkan beliau memiliki hubungan dekat dengan Jenderal Sudirman, Begitu juga dengan kakaknya, Kiai Wahid Hasyim (ayah Gus Dur). Akan tetapi, karir kemiliterannya beliau lepas dan memilih untuk mengabdikan dirinya demi agama.

Tepat pada tahun 1952 Kiai Kholik mengundurkan diri dari militer. Pangkat terakhir yang beliau miliki adalah Letnan Kolonel (Letkol).

Pada hari itu, hari Senin, 21 Juni 1965, Kiai Kholiq menderita sakit. Dan selang beberapa hari, akhirnya beliau pergi meninggalkan dunia fana ini menuju keharibaan Allah.

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun

Sesuai dengan adat di pesantren, akhirnya Jenazah Kiai Kholiq Hasyim di makamkan di komplek pemakaman keluarga pesantren Tebuireng.

Baca Juga KH. Abdul Hamid bin Abdullah bin Umar dan Sejarah Singkat Kehidupannya

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan memberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Amiin

KH Abdul Kholiq Hasyim pendekar tebuireng
Previous Post

No more post

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

error: Alert: Content is protected !!